Jangan hanya melihat Indonesia dari kekuranganya
saja, ternyata banyak orang Indonesia yang berprestasi dan mempunyai potensi
yang besar, sayangnya banyak dari mereka yang tidak kembali ke Indonesai, bukan
karna mereka seperti lupa kacang dengan kulitnya, atau melupakan ibu yang telah
membesarkanya. Tapi yakinlah mereka punya alasan tersendiri, jadikanlah ini
motivasi, mereka saja bisa J
o Profesor Termuda
Kisah sukses lainnya diperlihatkan
Profesor Nelson Tansu. Siapa lagi nih? Asal tahu saja, Nelson adalah
peraih gelar profesor termuda di AS. Nelson adalah ilmuwan kelahiran Medan, 20
Oktober 1977. Ia meraih gelar profesor di bidang electrical engineering sebelum
berusia 30 tahun. Ia menjadi lulusan terbaik dari SMA Sutomo 1 Medan. Pernah
menjadi finalis team Indonesia di Olimpiade Fisika. Meraih gelar sarjana dari
Wisconsin University yang ditempuhnya dalam 2 tahun 9 bulan dan dengan predikat
Summa Cum Laude. Ia meraih gelar PhD dalam usia 26 tahun di universitas yang
sama. Nelson mengaku, orang tuanya hanya membiayai pendidikannya hingga
sarjana. Selebihnya, karena otaknya yang encer, ia menjadi rebutan tawaran
beasiswa. Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi profesor di
Lehigh University, tempatnya bekerja sekarang.
Tesis doktoralnya mendapat award sebagai
“The 2003 Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award” mengalahkan 300
tesis doktoral lainnya.
o Acuan Utama
Yow-Pin Lim, putra kelahiran Surabaya adalah contoh lain
kisah sukses putra Indonesia di luar negeri. Ia adalah pendiri Chief Scientific
Officer Pro Thera Biologics, sebuah perusahaan di Rhode Island, AS. Pro Thera
dibentuk sebagai keberlanjutan teknologi yang telah dikembangkan di Rhode
Island Hospital, dengan misi mengembangkan dan memasarkan produk berbasiskan
protein theranostic dan therapeutic.
Riset yang dihasilkan pria kelahiran
Cirebon 49 tahun yang lalu ini berkontribusi pada pemahaman terhadap molekul
kompleks pada fisiologi manusia dan berbagai macam penyakit, terutama sepsis,
anthrax, dan kanker. Lim kini memiliki beberapa paten, antara lain Preparative
Electrophoresis Device and Methods for Detecting Cancer of the Central Nervous
System. Hebatnya penemuan Lim menjadi acuan utama rumah sakit-rumah sakit di AS
saat ini.
o Dosen Terbaik Inggris
Tahun 2009 lalu, seorang putra Indonesia
menyedot perhatian dunia akademik di Inggris . Namanya Yanuar Nugroho,
pengajar di Institut Kajian Inovasi ata Manchester Institution of Innovation
Research dan Pusat Informatika Pembangunan Universitas Manchester. Yanuar
meraih penghargaan sebagai dosen terbaik 2009 dan hebatnya ia adalah
satu-satunya orang Indonesia yang jadi dosen di Inggris. Menurut Yanuar,
Desember tahun lalu, kriteria utama penilaian penghargaan tersebut adalah
sumbangan akademik lewat penelitian, tulisan, seminar, kuliah dan konferensi.
Selama dua tahun terakhir ini, ia terlibat pada lebih dari 15 penelitian yang
didanai oleh Uni Eropa, Dewan Riset Inggris, Dewan Riset Eropa, serta
Departemen Industri dan Perdagangan Inggris. Selain mempublikasikan tulisannya
di berbagai jurnal internasional, presentasi di konferensi kelas dunia, dan
menjadi dosen tamu di beberapa universitas termasyhur, seperti Oxford dan
Cambridge. Nugroho adalah alumnus Teknik Industri ITB tahun 1994. Ia
mendapatkan gelar PhD-nya dari Universitas Manchester dalam waktu kurang dari
tiga tahun pada 2007, dan menyelesaikan post-doctoral pada 2008. Sejak Agustus
2008, Nugroho menjadi staf penuh di Universitas Manchester.
o Ken Soetanto
Ken Kawan Soetanto mungkin menjadi orang
Indonesia yang paling sukses berkiprah dari sisi akademik di luar negeri.
Bayangkan, ia sudah mematenkan 31 penemuannya, 29 di Jepang, dua di AS, untuk
bidang interdisipliner ilmu elektronika, kedokteran, dan farmasi.Soetanto juga
adalah peraih gelar profesor dan empat doktor sekaligus dari empat universitas
berbeda di Jepang. Sebegitu terkenalnya Soetanto di Jepang sampai-sampai oleh
mahasiswanya ia memiliki metode khusus mengajar yang diberi nama “Metode
Soetanto” atau “Efek Soetanto”.Metode ini menekankan pada menggali aspek yang
menyentuh hati mahasiswa dan mengumandangkan motivasi serta pemahaman tujuan
yang ingin diraih. Pemerintah Jepang sangat menghargai Soetanto yang sudah
menjadi warga Jepang ini. Satu penemuannya bernama NEDO (The New Energy and
Industrial Technology Development Organization) memberinya penghormatan sebagai
penelitian puncak di Jepang dalam rentang 20 tahun, 1987-2007. “Itu riset smart
medicine atau obat cerdas yang mampu menelusuri sistem jaringan pembuluh darah
untuk mencari sel-sel kanker dan melumpuhkannya,” kata Soetanto. Mengapa ia
hijrah ke Jepang? Soetanto mengatakan, “Negara tanpa riset akan lemah. Riset
harus dikembangkan melalui pendidikan yang baik. Di Indonesia, Soetanto pernah
merasa terbuang. Tahun 1965, ketika terjadi pergolakan politik menentang komunisme,
hak mendapat pendidikan Soetanto terampas. Sekolahnya, Chung-Chung High School
di Surabaya ditutup untuk selamanya. Soetanto hanya menyelesaikan pendidikannya
sampai kelas I SMA. Selama tak lagi bersekolah, dia bekerja mereparasi
elektronik di toko abangnya di Surabaya. Setelah uang terkumpul, berangkatlah
dia ke Jepang tahun 1974.
o CEO Pertama
Satu lagi putra Indonesia yang
membanggakan di luar negeri adalah Andreas Raharso. Pria berusia 44
tahun itu saat ini menduduki pimpinan atau CEO pada sebuah lembaga riset global
Hay Group. Hay Group mempunyai jaringan di hampir belahan dunia dan berkantor
pusat di Amerika. Klien dari Hay Group ini kebanyakan adalah para pemimpin
dunia seperti AS, Perancis, dan Inggris. Jabatan yang diraih Andreas cukup fenomenal,
karena merupakan satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki posisi puncak.
Selama ini jabatan itu didominasi warga Amerika dan Eropa. Menilik prestasi dan
kegigihan orang-orang Indonesia ini memang tidak kalah bahkan setara dengan
ilmuwan dunia. Kesadaran bahwa kondisi pendidikan di Tanah Air masih belum
kondusif membuat mereka harus meninggalkan Indonesia untuk meraih sukses. Di
Tanah Air, dunia pendidikan kita saat ini malah masih mempersoalkan perlu
tidaknya ujian nasional (UN). Sayang sekali.
o RMP Sosro Kartono
-
Kakak dari R.A Kartini.
-
Sarjana Indonesia pertama
-
Satu-satunya wartawan Perang dari negara Asing, bukan Eropa,
Indonesia, koran Amerika The New York Herald Tribune, di kota Wina, Ibukota
Austria, berpangkat Mayor.
-
Ia menguasai 24 bahasa asing dan 10 bahasa suku di tanah Nusantara
-
Di dalam buku ‘Memoir’ Drs Muhammad Hatta diceritakan kalau RMP
Sosrokartono mendapat gaji 1250 Dollar dari surat kabar Amerika pada tahun1917
-
Sebelum Perang Dunia I berakhir, pada bulan November 1918, RMP
Sosrokartono terpilih oleh blok Sekutu menjadi penterjemah tunggal, karena ia
satu-satunya pelamar yang memenuhi syarat-syarat mereka yaitu ahli bahasa dan
budaya di Eropa dan juga bukan bangsa Eropa. Dalam ‘Memoir’ tulisan Drs
Muhammad Hatta ditulis kalau RMP Sosrokartono juga menguasai bahasa Basque,
menjadi penterjemah pasukan Sekutu kala melewati daerah suku Basque. Suku
Basque adalah salah satu suku yang hidup di Spanyol. Ketika Perang Dunia I
menjelang akhir, diadakan perundingan perdamaian rahasia antara pihak yang
bertikai.
-
Tahun 1919 didirikan Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) atas
prakarsa Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson. Dari tahun 1919 sampai 1921,
RMP Sosrokartono, anak Bumiputra, mampu menjabat sebagai Kepala Penterjemah
untuk semua bahasa yang digunakan di Liga Bangsa-Bangsa. Ia berhasil
mengalahkan poliglot-poliglot dari Eropa dan Amerika sehingga meraih jabatan
tersebut. Liga Bangsa-Bangsa kemudian berubah nama menjadi Perserikatan
Bangsa-Bangsa (United Nations Organization) pada tahun 1921. Tahun 1919 RMP
Sosrokartono juga diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Perancis
di Belanda.
o Sehat Sutardja
-
pria kelahiran Jakarta , 49 tahun silam
-
Salah satu orang Indonesia terkaya di Amerika Serikat.
-
Pada Usia 19 tahun berpindah kewarganegaraan Amerika.
-
Pendiri Marvell Technology Group, perusahaan yang terdaftar dan go
public di indeks bursa Nasdaq New York Stock Exchange.
-
Namanya tercantum dalam majalah Forbes dengan kekayaan bersih 1
miliar dolar AS atau sekitar Rp. 10 triliun ( kurs Rp. 10 ribu per dolar AS .
Ia masuk dalam kategori Exclusive Billioners Club untuk pertama kalinya di
tahun 2007
o Temukan Rumus Angka Piramida, Remaja RI
Disorot Media Jerman
Berlin - Seorang remaja Indonesia Ibrahim
Handoko (15) mencuri perhatian media-media di Jerman. Ibrahim berhasil
memformulasikan persamaan untuk menyelesaikan perhitungan angka piramida dengan
jumlah tidak terbatas.
Ibrahim, remaja santun yang juga aktif di
berbagai kegiatan masjid ini mengundang decak kagum dari para pengajarnya di
Jerman.
Seperti yang dilansir dari situs berita
jerman www.derwesten.de, Kamis (25/2/2010) guru matematika dan pembimbing
Ibrahim, Michael Wallau mengatakan muridnya adalah seorang yang luar biasa.
“Ini adalah temuan yang luar biasa bagi
seorang remaja berusia 15 tahun, terlebih lagi ia menyelesaikan persamaan ini
hanya disela-sela waktu luangnya,“ ujar Wallau pada derwesten.de.
Pada awalnya, Ibrahim hanya berniat
membantu adik perempuannya menyelesaikan tugas sekolah tentang piramida.
Persoalan ini pada intinya adalah menghitung jumlah angka pada elemen teratas
suatu piramida.
Biasanya, persoalan ini diselesaikan
dengan cara menjumlahkan satu persatu angka di setiap elemen penyusun paramida
sehingga ditemukan jumlah total dalam piramida tersebut. Dengan rumus temuan
Ibrahim, persoalan ini bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat tanpa harus
menghitung satu persatu.
Berkat penemuannya ini, Ibrahim menjadi
salah satu nominasi peneliti remaja terbaik tahun 2010 di Jerman. Selain itu,
putra pasangan Bapak Budi Handoko dan Ibu Nuningsih ini, juga terpilih sebagai
matematikawan terbaik dan berhak mewakili distriknya dalam olimpiade matematika
di tingkat negara bagian